Menurut lo, anak-anak jaman sekarang dibanding anak-anak jaman dulu
(misalnya, jaman sebelum Indonesia merdeka deh), lebih cerdas yang mana?
Well, kalau menurut data yang tersedia sih, lebih cerdas anak-anak
jaman sekarang. Contohnya data yang ada di gambar di bawah ini:
Apakah peningkatan IQ Score ini menunjukkan peningkatan kecerdasan?
Jawabannya: Yes. IQ Score ini, meskipun ada kelemahannya, adalah indikator yang lumayan akurat untuk kecerdasan. Perhatiin baik-baik ya kalau baru aja gue bilang IQ Score ini "ada kelemahannya". Jadi, IQ Score ini nggak selalu menunjukkan kecerdasan. Tapi itu kita bahas di lain waktu aja. Untuk konteks ini, IQ Score adalah parameter yang sangat bagus untuk menunjukkan kecerdasan. Jadi, peningkatan IQ Score di grafik di atas itu bener-bener menunjukkan kalau anak-anak jaman sekarang lebih cerdas dibanding anak-anak jaman dulu.Kenapa anak-anak jaman sekarang lebih cerdas?
Nah, ini pertanyaan menarik. Fenomena ini sebenernya ada namanya: Flynn Effect, diambil dari nama orang pertama kali nunjukin fenomena ini, James Flynn. Fenomena itu intinya: Orang-orang jaman dulu lebih banyak menggunakan cara berpikir yang konkret, sementara orang-orang jaman sekarang lebih banyak menggunakan cara berpikir yang abstrak. Jadi exposure terhadap cara berpikir abstrak inilah yang mengakibatkan orang-orang menjadi lebih cerdas.Cara berpikir Konkret vs Abstrak
Cara berpikir konkret itu cuma bisa ngelihat permukaan aja. Biasanya dipake untuk menghafal beberapa fakta. Contoh: menghafal silsilah keluarga, menghafal isi teks dari buku, mengetahui kalau kuda bisa dipakai untuk alat transportasi, kambing bisa dimakan, perkutut bisa terbang, dan lain-lain.Sementara cara berpikir abstrak itu bisa lebih dalam dari cuma permukaan aja. Beberapa elemen dalam berpikir abstrak itu adalah:
1. Klasifikasi
Berbagai fakta yang ada nggak cuma dikumpulin sebagai fakta, tapi bisa kita klasifikasikan. Misalnya, antara kuda dan kambing bisa diklasifikasikan sebagai sesama binatang berkaki empat. Atau bentuk klasifikasi yang lebih advanced, perkutut dan kuda sama-sama masuk klasifikasi hewan bertulang punggung.
2. Penggunaan Logika
Misalkan lo percaya kalau semua cowok itu brengsek. Terus lo baru kenalan sama cowok namanya Adi. Nah, kesimpulannya apa? Kalau kita pakai logika, jelas kesimpulannya si Adi ini brengsek. Meskipun kita belum tau fakta apa-apa tentang Adi, tapi karena lo punya premis "semua cowok itu brengsek", akhirnya lo bisa ambil kesimpulan bahwa Adi pun brengsek. Penggunaan logika ini juga merupakan cara berpikir yang lebih advanced dibanding cara berpikir konkret.
3. Mampu berandai-andai
Maksudnya berandai-andai di sini bukan berfantasi lo lagi jadi Batman atau apa yah. Bahasa inggrisnya sebenernya lebih tepat: "Taking the hypothetical seriously". Maksudnya, lo bisa berandai-andai untuk sesuatu yang nggak pernah lo temuin sebelumnya.
Contoh, misalkan gue kasih lo dua premis. Premis yang pertama, "Semua orang memiliki tanduk". Premis yang ke dua, "Joni adalah orang". Kesimpulannya apa? Sebelum lo memproses ini ke dalam logika, lo harus bisa berandai-andai dulu kalau "Semua orang memiliki tanduk", sesuatu yang tentunya absurd dan nggak sesuai kenyataan sehari-hari. Tapi untuk bisa mengambil kesimpulan "Joni memiliki tanduk", ya lo terima dulu nih premisnya.
Gimana cara meningkatkan kemampuan berpikir abstrak?
Si Jim Flynn juga bilang, cara paling jelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir abstrak adalah dengan belajar matematika dan science yang bener (selain math and science, baca buku-buku literature juga sih; tapi untuk bagian ini, nanti lebih detilnya akan ditulis sama Glenn). Maksudnya science itu bukan cuma pelajaran IPA yang lo ketahui yah, seperti Fisika, Kimia, Biologi. Justru gue menekankan sama cara berpikir scientific, di mana segala sesuatu itu untuk dinyatakan benar atau salah, bisa diuji melalui metode ilmiah. Dengan cara berpikir seperti ini, lo juga bisa lihat kalau Sosiologi (misalnya) juga bisa masuk ke dalam Science.Lo nggak bisa melakukan Science tanpa klasifikasi. Gimana lo bisa mengklasifikasikan makhluk hidup? Gimana lo bisa mengklasifikasikan jenis-jenis bangun di matematika (bangun datar, bangun ruang)? Gimana lo mengklasifikasikan unsur Kimia? Dan lain-lain.
Lo nggak bisa melakukan Science tanpa Logika. Semua mamalia menyusui. Manusia adalah mamalia. Kalau begitu, manusia .... (apa jawabannya?). Bisa lah ya. Contoh lain lagi: Gue punya persamaan Y = X + 3. Kalau X = 2, berarti berapa nilai Y? Soal seperti ini juga contoh penggunaan logika.
Lo nggak bisa melakukan Science tanpa berandai-andai. Gue yakin lo belum pernah lihat atom kan? Belum pernah lihat elektron kan? Nah, lo harus bisa berandai-andai untuk bisa ngerti konsep atom, konsep elektron, dan lain-lain. Lo harus bisa membayangkan gaya untuk bisa ngerti Fisika.
Itulah sebabnya dengan belajar Science yang bener, kemampuan kita akan 3 hal itu jadi meningkat. Efeknya adalah kecerdasan kita pun jadi meningkat karena 3 hal terus-menerus dilatih. Kalau kita udah cerdas, nanti mau belajar apapun gampang deh, asal suka.
Btw, contoh-contoh di atas itu gue ambil yang sederhana-sederhana yah. Di dalam Science, contoh-contoh yang lo hadapi tentunya lebih rumit dan lebih kompleks dari yang gue sebutin di atas. Semakin tinggi tingkat kerumitan yang bisa lo atasi, kecerdasan lo bisa semakin meningkat juga tentunya.
Jadi intinya...
Jadi jelas yah, kalau mau cerdas, latih diri lo terus-menerus untuk berpikir abstrak, jangan cuma berpikir konkret. Inget bedanya, berpikir konkret itu cuma tau permukaan, biasanya cuma untuk menghafal ini dan itu. Sementara, berpikir abstrak itu lebih dari sekedar permukaan. Lo harus bisa melakukan klasifikasi, harus pake logika, dan harus bisa berandai-andai. Kalau lo belajar apa-apa, belajarlah sampe bener-bener ngerti konsepnya. Gitu aja sih...Sumber: Zenius.net/blog
0 komentar:
Posting Komentar