Beberapa tahun yang lalu pernah ada fenomena yang cukup menggemparkan
di Indonesia, namanya Program Aktivasi Otak Tengah (Selanjutnya disebut
AOT). Program AOT ini marak tampil di berbagai acara televisi,
mengundang beberapa tokoh pendidikan Indonesia, hingga ikut memecahkan
rekor MURI.
Mungkin bagi sebagian orang udah pada tau, mungkin ada teman ato
saudara kamu yang pernah ikut? Atau mungkin belum pernah dengar sama
sekali? Nah buat yang belum tau nih..
Coba lo bayangin deh, kalo lo punya kemampuan melihat dengan mata
tertutup dan jadi jenius dalam sekejap! Pasti mau dong?! Apalagi
kemampuan ini didapat dengan sangat mudah hanya dalam waktu beberapa
hari.
Daya ingat lo meningkat, semakin kreatif, hormon lo jadi lebih
seimbang, emosi jadi lebih stabil. Sebagai bonusnya, lo bisa meramal
masa depan, melihat, membaca, bahkan naik sepeda dengan mata tertutup.
Oke, berikut gw kasih gambaran singkat tentang program Aktivasi Otak Tengah (AOT).
KLAIM PROGRAM AOT :
" Otak tengah (mesenchepalon) adalah bagian otak yang dominan pada saat pembentukan janin. Otak tengah merupakan super controller yang dapat mengatur keseimbangan otak kanan dan otak kiri.
Sayangnya, otak tengah kebanyakan orang dalam keadaan tertidur (tidak aktif). Pengaktifan otak tengah dapat dilakukan untuk anak-anak berusia 5-15 tahun. Ada banyak cara pengaktifan otak tengah. Cara paling mutakhir adalah dengan menggunakan metode ilmiah, dengan bantuan teknologi komputer. Dalam keadaan aktif, otak tengah mampu meningkatkan konsentrasi, kemampuan sosial, kemampuan fisik, meningkatkan kreativitas, dan keseimbangan otak kanan dan kiri. Selain itu, otak tengah juga bertindak sebagai pemancar gelombang sekaligus penerimanya. Hal ini memberikan kemampuan anak untuk dapat melihat dengan mata tertutup."
Keren ga tuh? Gw juga mau kalo kayak begitu!
Tapi… Kalo otak tengah sebombastis itu, kenapa kita ga pernah dengar sebelumnya? Kenapa informasi sepenting ini ga ada di buku biologi sekolah yang gw pake pas ngajar di kelas?Kalo klaim ini emang benar, kebayang ga implikasinya? Kemampuan ini bisa mengatasi kebutaan, menghapus perjudian di muka bumi, berguna bagi militer, berguna dalam evakuasi gempa, ga ada lagi ujian tertulis karena mudahnya mencontek. Ini bisa mengubah dunia!
Pelatihan yang berdurasi ga nyampe seminggu dan biaya yang paling mahal 5jt, ga seberapa dibanding manfaatnya. Lembaga riset sampe dinas keamanan dari negara mana pun pasti tertarik. Tapi kenapa cuma booming di Indonesia doang?
So atas saran dari Glenn dan diskusi dengan seorang teman bernama Virkill yang pernah secara langsung meneliti tentang program aktivasi otak tengah. Gua coba telusuri fenomena ini dan membuat rangkuman singkatnya di blog ini...
Fakta Ilmiah Otak Tengah
Walaupun deskripsi program ini banyak dibubuhi istilah yang terdengar ilmiah, tapi gua mengambil posisi skeptis dan mencoba untuk menelusuri beberapa sumber ilmiah yang terpercayaBerikut deskripsi otak tengah yang gw ambil dari ensikolepdi Britannica Raya, jurnal Oxford, fakultas kedokteran universitas Columbia University.
Otak tengah atau mesencephalon atau midbrain adalah area otak yang menghubungkan otak depan (forebrain) dan otak belakang (hindbrain).
Otak tengah berfungsi mengontrol respon penglihatan, pendengaran, gerakan bola mata dan dilasi pupil, gerakan motorik, kewaspadaan (alertness), serta mengatur suhu tubuh.
Kelainan fungsi pada otak tengah dapat menyebabkan pergerakan bola mata yang abnormal, penyakit Parkinson, hingga stroke.
Dari definisi singkat di atas, ada 4 poin yang ingin gw highlight:
1. Otak Tengah Udah Aktif Sejak Lahir.
Menggunakan alat-alat kedokteran canggih, seperti PET scan atau MRI, kita bisa lihat bahwa dalam situasi apa pun, ga ada area di otak yang ga aktif, kecuali otak lo mengalami gangguan atau lo udah meninggal. Setitik aja ada yang salah dengan neuron (sel saraf) di otak lo, pasti menimbulkan efek serius. Kalo otak tengah kita ga berfungsi, ya kemungkinan kita bakal buta, tuli, lumpuh, Parkinson, sampe stroke. Kenyataan lo sehat wal afiat dan bisa baca tulisan ini sekarang adalah bukti kalo otak tengah lo berfungsi dengan baik.
2. Otak Tengah Tidak Menghubungkan Otak Kiri dan Kanan
Penghubung otak kiri dengan otak kanan itu corpus collosum dan udah kehubung sejak kita lahir. Pras (tutor Biologi zenius) pernah ngebahas tuntas tentang otak kiri-kanan juga di blog ini. Dari definisi ilmiah sebelumnya di atas, otak tengah itu menghubungkan otak depan (forebrain) dan otak belakang (hindbrain).
3. Otak Tengah Ga Memancarkan Gelombang seperti Antena Pemancar
Kalo emang ada gelombang, jenis apa? Sifat gelombangnya bagaimana? Panjang gelombangnya? Harus bisa terukur dan dibuktikan dong. Ga ada satu pun sumber referensi dan jurnal ilmiah terpercaya yang mengkonfirmasi kalo otak tengah bisa memancarkan dan menerima gelombang.
4. Otak Tengah Bukan Komponen Tunggal dan Ga Ada Hubungannya dengan Kemampuan Sosial
Setiap bagian di otak memiliki fungsinya masing-masing dan bekerja sama satu sama lain menciptakan keharmonisan kerja tubuh manusia. Fungsi spesifik otak tengah yang sebelumnya disebutkan di atas juga ga ada hubungannya dengan kemampuan sosial.
Gw ambil analogi dengkul (lutut) deh. Tanpa dengkul, kita ga bisa jalan, nendang, lari, dan lain-lain. Kalo kemampuan lutut hilang, ya lama-lama kita bisa sih kehilangan rasa PD, kuper, dll. Dengkul emang penting, tapi apa dia komponen yang bekerja sendiri tanpa paha, tulang kering, betis, dll? Dan lutut juga udah berfungsi sejak lahir. Ga ada namanya aktivasi lutut.
Menyelidiki Kemampuan Membaca dengan Mata Tertutup
Program AOT mengklaim bisa memberi bonus kemampuan membaca dengan mata tertutup. Cara kerjanya menggunakan gelombang tadi. Otak tengah memancarkan gelombang, pantulannya diterima balik oleh otak tengah. Hemhh... mirip kemampuan lumba-lumba, kelelawar, atau cara berjalan bagi penyandang tuna netra.Tapii.. Membaca dengan mata tertutup beda lho dengan berjalan dengan mata tertutup. Ketika berjalan dengan mata tertutup, kita bisa mengetahui jarak dan lokasi benda di sekitar dengan menggunakan tongkat atau meraba-raba. Lah, kalo tulisan di kertas? They’re all the same, bro-sist.. seriously! Dan sebelumnya udah kita bahas, otak tengah ga punya kemampuan seperti antena pemancar.
Pertama-tama, sebenernya gimana sih proses seseorang bisa membaca? Cahaya mendarat di kertas. Pantulan cahaya tersebut diterima oleh organ optik kita, yaitu mata. Impuls cahaya itu jatuh sampai di retina mata dan diteruskan ke otak yang mengartikan simbol-simbol huruf untuk kemudian dibaca. Ga ada organ lain di tubuh manusia yang mampu mengenali cahaya selain mata. Ketika mata ditutup, gimana kita bisa menerima impuls cahaya tersebut?
Organ peraba bisa dipake untuk mengetahui informasi tekstur dan suhu benda. Hidung menerima sensor bau, telinga buat suara, lidah buat rasa. Apakah warna memiliki bau? Suhu memiliki warna? Mencium suatu benda untuk menentukan warna sama dengan memotret pake microphone.
Banyak lembaga besar dunia yang menawarkan kemampuan membaca (ya ga Cuma lembaga AOT aja) dengan mata tertutup justru dibongkar sebagai kepalsuan. Hingga saat ini ada puluhan lembaga lain yang masih menawarkan hadiah uang dalam jumlah banyak untuk sekedar “pembuktian” akan kemampuan ini.
Mau tau cara buktiinnya? Lo bisa coba sendiri. Tapi tentunya lo harus menguji ke anak yang ngaku “telah teraktivasi” otak tengahnya. Kalo lo nemu yang ngaku bisa gitu, coba lu tangkep terus karungin, hehehe. Berikut adalah cara pembuktian yang biasa dilakukan.
- Bukan matanya yang ditutup, tapi tulisannya yang ditutup kain. Kalo emang ada gelombang dari otak tengah yang bisa menembus tengkorak dan kain, seharusnya bisa dong.
- Celah bawah kain yang menutupi mata ditutup dengan selotip hitam untuk memastikan ga ada celah buat ngitip.
- Penggunaan kaca mata renang, di mana bagian tembus pandang disemprot pake spray hitam.
- Kondisi mata tertutup dengan kain seperti biasa, tapi posisi kertas sejajar dengan mata, ga boleh dongak.
- Posisi kertas di atas atau di belakang kepala
- Mata dibiarkan terbuka, anak diminta lirik ke atas. Posisi kertas di dada anaknya. Mau mencium silakan, tapi ga boleh nutup mata atau lirik ke bawah.
Kenapa Anak Kecil?
Kenapa AOT hanya menargetkan anak kecil dan bukan orang dewasa? Apa anak-anak itu diajarin buat berbohong?Lembaga AOT akan dengan gampang menjawab anak kecil berada dalam usia perkembangan dan mudah menangkap sesuatu.
Sebenarnya, ada yang lebih tentang anak kecil..
Anak kecil punya daya imajinasi yang sangat kuat. Masih ingat ga pas kecil, kita berfantasi jadi tuan putri, kursi ruang tamu dianggap sebagai bongkahan gunung dan lantai adalah magma gunung berapi, bantal dianggap buaya. Kita nganggap diri kita superhero yang datang untuk menyelamatkan dunia, atau sekedar pamer kekuatan. Kita suka cerita tentang kekuatan super dan memiliki imajinasi luar biasa. Kemudian naifnya menganggap kekuatan tersebut “mungkin” dimiliki manusia. Batasan imajinasi dan realita jadi tipis dan kita belum ada kekritisan ke situ.
Di sisi lain, anak kecil yang dididik dengan baik tentu ga suka berbohong. Namun satu yang pasti, anak-anak sangat sensitif dengan pendapat orang lain mengenai dirinya. Anak kecil ga suka direndahkan, terutama oleh teman dan orang tuanya sendiri. Kalo ada yang ngejek, sampai ga mau sekolah dan perlu diming-imingi mainan sama ortu. Banyak anak yang ingin berprestasi untuk ngebuat orang tuanya bangga dan membanggakan dirinya. Inget aja pas kita masih kecil. “Ih, kemarin papa ku beliin aku boneka baru dong”, “Mama ku beliin aku boneka 3”, “Aku dibeliin satu kotak”. “Papa ku manajer”, “mamaku direktur”, “ayahku presiden!”
Dengan mudahnya anak kecil bisa berbohong.
Bayangkan kalo ada yang mengatakan, “Jika kamu cerdas, kamu bisa membaca ini dengan mata ditutup.” Ketika semua orang berharap padanya, anak kecil jadi merasa terancam dianggap ga cerdas kalo ga mampu melakukannya. Sementara itu, dengan penutup mata, akan mudah mengintip. Sebagian anak pun “terpaksa” berbohong untuk menyelamatkan harga diri.
Kalo jujur, dia akan direndahkan, dianggap ga cerdas, dan kesannya bikin malu orang tua yang udah ngeluarin duit jutaan rupiah. Kalo dia bohong, dia dianggap jenius dan mendapat pengakuan. Dengan batasan imajinasi dan realita yang tipis, dia akan cenderung terus mempertahankan kebohongannya bahkan menciptakan kebohongan-kebohongan lain. Miris yah? *sigh*
Kenapa sampai sekarang masih banyak yang percaya dengan Aktivasi Otak Tengah?
Pernah tau efek placebo? Ketika kita percaya atau diminta percaya bahwa suatu hal akan memberikan manfaat tertentu, ketika ada indikasi manfaat itu beneran kejadian, kita akan mencocok-cocokkannya berkat perlakuan tersebut. Bias konfirmasi. Sama lah kayak kasus astrologi.Pernah ada penelitian placebo effect ini oleh H.K. Beecher. Dia mengevaluasi 15 kasus kesehatan dengan jenis penyakit yang berbeda dan menemukan bahwa 35% dari 1082 pasien mengaku merasa sembuh secara memuaskan tanpa mengetahui bahwa treatment medis yang diberikan pada mereka hanyalah obat-obatan palsu yang sebenarnya adalah hanya vitamin atau bahkan permen. Itulah placebo, atau dikenal masyarakat dengan istilah sugesti.
Dalam kaitannya dengan Program AOT, banyak orang tua yang terlanjur percaya dengan promosi, testimoni, serta menyaksikan sendiri aksi “membaca dengan mata tertutup”. Orang tua akan merasa apa pun jadi mungkin setelah hal yang mustahil terjadi. Dengan keyakinan ini, apa pun pertanda positif yang muncul dari sang anak akan dimaknai sebagai hasil dari AOT. Ini nambah kepercayaan buta ke AOT. Sementara itu, sang anak yang percaya efek-efek dari aktivasi, akan tersugesti untuk memberikan efek sesuai yang diharapkan, seperti patuh pada orang tua, lebih tenang, dsb.
Itulah yang menyebabkan kenapa program-program AOT ini bisa sampai booming, bahkan masih marak di beberapa tempat di Indonesia hingga saat ini.
Sumber: Zenius.net/blog
0 komentar:
Posting Komentar